Setiap pengelola sekolah berharap seluruh program kerjanya yang telah dicanangkan dapat tercapai dengan efektif dan efisien, sehingga seluruh sumber daya input dapat ditransformasi menjadi keluaran secara optimal. Pada bab ini mari kita melihat lebih jauh tentang bagaimana cara membangun sekolah yang kita miliki mempunyai kinerja yang tinggi.
Dalam mengelola sekolah, ada beberapa unsur manusia yang memiliki kontribusi, dari mulai pemilik sekolah, kepala sekolah, guru, pegawai administrasi, dan murid sekalipun. Seluruh komponen manusia yang terlibat dalam aktivitas sekolah tersebut akan dapat mempengaruhi keberhasilan pengelola sekolah. Ada beberapa strategi, agar semua orang dapat bekerja dengan optimal dan memiliki kinerja tinggi dalam pengelolaan sekolah.
1. Berbagi visi (share of vision / wihdatul ghoyah)
Sebaiknya ide pemilik sekolah tentang bagaimana gambar sekolah dapat ditulis, terdokumenkan. Ide pemiliki tersebut akan menjadi bahan yang dapat dipelajari oleh kepala sekolah dan seluruh staf untuk mengelola lembaga dengan terarah. Sebaiknya juga visi dan misi pengelola sebaiknya ditulis secara jelas dan gamblang diatas kertas dan didokumentasikan dengan baik. Arah perjalanan oraganisasi dalam bentuk visi dan misi tersebut kemudian disosialisasikan kepada seluruh karyawanan. Ada baiknya pihak pengelola sekolah sebelum membakukan visi dan misinya terlebih dahulu menyampaikan kepada pihak pemilik untuk diperbaiki seperlunya, hal ini untuk menghindari perbedaan pandangan dikemudiaan hari, sehingga akan menghambat kinerja organisasi.
Sedangkan untuk seluruh pegawai, maka perlu dibiasakan pada saat bekerja secara bersama–sama dengan saling berbagi visi pribadi untuk membentuk visi kelompok. Visi tersebut berfungsi sebagai kerangka dan pedoman dalam melakukan kerja dan mengelola konflik. Visi yang baik akan menggairahkan orang bekerja, sehingga kerja kelompok akan tetap terjaga dan visi tersebut membentuk budaya positif
2. Berbagi Nilai ( share of value / wihdatul mabda )
Beramal islami dengan mengelola lembaga pendidikan adalah pekerjaan yang memerlukan jangkauan waktu yang panjang. Untuk dapat bekerja dengan waktu yang lama dan dapat konsisten memerlukan pijakan (mabda) atau platform yang kuat. Tempat pijakan amal ini harus kuat dan memiliki akar pemikiran yang dalam. Sebaiknya setiap orang diajak untuk menghayati lebih jauh mengapa mereka memilih profesi pekerjaan yang saat ini ditekuni. Kepala sekolah atau setiap karyawan dapat bertanaya seperti pertanyaan berikut:
q Mengapa Ibu Iis memilih mengajar kelas 4 di sekolah kita?
q Mengapa Bapak Arif memilih mengajar IPA?
q Mengapa Bapak Apud bersedia membimbingkegiatan ekstrakurikuler anak-anak?
q Kenapa bapak Buyung bersedia menjadi pegawai tata usaha di sekolah?
Hal ini sangat penting untuk mengkokohkan hati seluruh karyawan yang terlibat pengelolaan sekolah dengan nilai-nilai yang diyakini manfaatnya dan ketinggian fadhilahnya amal.
Semakin tinggi amal yang akan kita bangun, maka semakin dalam pula akar yang kita butuhkan. Sedangkan organisasi sekolah merupakan kumpulan para karyawan yang memiliki niat, pemahaman dan keinginan yang berbeda. Maka, orang – orang yang bekerja dalam organisasi perlu menyatukan nilai – nilai pribadi dengan nilai-nilai yang dianut sesamanya dan dengan nilai–nilai organisasi. Dengan kondisi penyatuan nilai ini, maka akan tercipta sebuah basis budaya kerja, kinerja dan prilaku amal yang tinggi.
3. Kejelasan Tujuan Program Sekolah
Tujuan program sekolah merupakan tindak lanjut dari visi dan nilai yang kita anut. Untuk dapat bekerja dengan baik, maka diperlukan kejelasan tujuan program lembaga dalam bentuk rencana jangka panjang atau rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang memiliki patokan waktu 3 hingga 5 tahun, sedangkan rencana jangka pendek bersifat tahunan. Rencana jangka panjang biasa disebut sebagai rencana startegis dan rencana jangka pendek disebut sebagai rencana tahunan lembaga.
Jangan sampai tujuan program jangka pendek dan jangka panjang, masih tersimpan di otak atau masih hanya sebatas keinginan kepala sekolah. Jadi seharusnya program seharusnya ditulis dan disebarkan. Dalam menyusun tujuan sekolah haruslah bersifat:
Ø Spesifik, sehingga mudah menentukan langkah yang harus diambil
Ø Terukur, sehingga dapat dievaluasi tingkat pencapaiannya
Ø Akurat, sehingga setiap orang dapat mengukur dan menilai tingkat keberhasilannya
Ø Masuk akal, sehingga semua oarng mau bekerja untuk merealisasikan
Ø Ada patokan waktu, sehingga jelas kapan mulai dan kapan selesai.
Dengan merumuskan tujuan sekolah yang baik seperti tersebut di atas, maka pencapaian program organisasi dapat diukur kinerjanya. Manfaat lain dari kejelasan tujuan program adalah terselesaikannya permasalahan, terpenuhinya kebutuhan dan terarahnya arah kerja organisasi.
4. Fokus
Makna fokus adalah bekerja dengan konsisten untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebaiknya sekolah membuat program dan melaksanakan program dengan konsisten. Jangan sampai program dan kebijakan sering ganti-ganti, bahkan kebijakan yang bertabrakan dan tidak terarah. Agar mendapatkan focus dalam bekerja, maka nilai dan tujuan program yang dikembangkan harus didukung oleh semua fihak. Semua orang hendaknya dapat menghilangkan budaya atau performance yang bertentangan dengan kebiasaan baik yang telah ditetapkan. Sifat atau tindakan yang bersifat kontraproduktif akan menurukan kinerja dan mengahambat pencapaian tujuan organisasi.
5. Kerinduan akan produktifitas
Untuk dapat meraih kinerja yang tinggi, maka kita harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Sebaiknya semua orang dalam sebuah lembaga senang bekerja, menunjukkan kinerja tinggi, bersemangat untuk bekerja, memiliki dedikasi, mental dan komitmen tinggi untuk bekerja, dan semua orang mengkomunikasikan hasil kinerja tinggi sehingga dapat memberi semangat kepada yang lain. Dengan karakter sumber daya manusia seperti tersebut di atas, maka sekolah akan dinamis dan saling menghargai kesuksesan.
Peranan para pimpinan sangat menentukan dalam membuat seluruh staf memiliki kerinduan akan produktifitas. Sebaiknya para pimpinan selalu memberi motivasi dan memberi teladan yang baik akan sifat kerja positif dan selalu giat dalambekerja.
6. Dukungan untuk sukses
Sukses adalah terpenuhinya apa yang telah ditetapkan pada program kerja. Kesuksesan tingkat sekolah merupakan kumpulan kesuksesan kerja seluruh individu dan tim yang bekerja pada sekolah. Suksesnya bekerja tidak cukup dengan semangat dan baiknya tujuan program kerja saja. Untuk mendapatkan kesuksesan pencapaian kerja, maka memerlukan dukungan untuk sukses. Pimpinan dan supervisor harus memfasilitasi supra struktur dan infra struktur.
Supra system yang diperlukan agar orang dapat bekerja dapat berbentuk prosedur tetap atau kebijakan sekolah. Adapun contoh prosedur dan kebijakan tersebut adalah sebagai berikut:
Prosedur tetap setiap kegiatan sekolah seperti
Ø Prosedur tetap proses belajar mengajar di kelas
Ø Buku panduan pembuatan satuan acara pelajaran oleh guru
Ø Prosedur tetap penggunaan alat di sekolah oleh guru dan siswa
Ø Prosedur pemakaian laboratorium IPA
Ø Prosedur pengajuan cuti tahunan karawan sekolah dan sebaianya
Ø Prosedur penerimaan murid baru
Ø Prosedur pembuatan soal ujian
Peraturan untuk pengolaan kegiatan sekolah seperti:
Ø Peraturan kenaikan gaji pegawai regular
Ø Peraturan pindah sekolah untuk siswa
Ø Peraturan tentang seragam sekolah untuk guru
Ø Peraturan dan pengaturan seragam sekolah untuk murid
Ø Peraturan jam kerja pegawai dan lain sebagainya
Dukungan infra struktur berupa sarana dan fasilitas lain yang diperlukan untukkebuuhan kerja seperti:
Ø Peralatan presentasi kelas: papan tulis, spidol, kapur, penggaris panjang
Ø Peralatan belajar: bangku, kursi, pengeras suara, komputer dll
Ø Tepampat istirahat siswa
Ø Ruang sitirahat guru
Ø Ruang sholat
Ø Peralatan sekretariat: penggaris, komputer, kertas dll
Prosedur tetap semua peralatan penting dan mahal untuk bekerja sebaiknya dibuat, agar jika terjadi kerusakan dapat dilacak. Hal ini akan menumbuhkan tanggungjawab, dan alat dapat terjaga dari kerusakan dan kerja yang ceroboh. Karena jika alat vital rusak, maka akan mengganggu kinerja secara langsung. Jadi, dalam bekerja selain diperlukan dukungan pirantikeras (hardware), berupa alat – alat penunjang, juga pirani lunak (software) berupa panduan kerja, pujian, gaji dan sifat saling menghormati dalam bekerja.
7. Personel Kompeten (Skilled labour)
Untuk sukses diperlukan sumber daya mansuia yang memiliki ketrampilan (skill) yang dibutuhkan. Untuk itu yakinkan semua orang dapat bekerja sesuai dengan kemampuan yang diharapkan. Para pimpinan harus memiliki data dan keyakinan, bahwa semua orang telah mempunyai keahlian yang sesuai dengan dokumen dari uraian kerja yang telah dibuat. Semua orang telah berpengalaman atau telah mendapatkan pelatihan. Hendaknya semua orang bekerja sesuai dengan keahlian dan bidang kerjanya.
Apabila guru dan karyawan masihmemiliki kemampuan belum sesuai dengan uraian kerja dan prasyarat jabatan yang telah ditentukan, maka mereka perlu mendapatkan pelatihan dan pendidikan. Pelatihan dan pendidikan dapat dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah. Beberapa pelatihan yang diperlukan sekolah seperti:
Ø Pelatihan cara membuat satuan acara pelajaran yang digunakan disekolah
Ø Pelatihan konseling untuk anak bermasalah
Ø Pelatihan pembuatan media pendidikan
Ø Pelatihan penggunaan komputer untuk pembuatan media belajar
Ø Pelatihan pengelolaan kelas
Ø Pelatihan mengajar metode secara umum atau secara khusus, yaitu seperti mengajar model cara belajar siswa aktif (CBSA), Model ISTIQOMAH atau model problem based learning.
Ø Pelatihan pengelolaan logistik laboratorium
8. Kerja kelompok (team work / amal jama’i)
Dalam pekerjaan yang rumit dan menuntut kualitas tinggi, maka diperlukan kerja kelompok. Guna menghasilkan sesuatu yang lebih besar, diperlukan kerja tim yang solid. Pekerjaan yang melibatkan banyak orang harus memiliki prosedur standar (standart operating procedur). Dalam kerja kelompok harus ada sifat saling percaya, menerima dan memahami, serta secara kreatif setiap orang harus mampu menggunakan perbedaan pengetahuan dan keterampilan sangat diperlukan. Caranya, bisa dengan meningkatkan kebiasaan mendengar aktif, agar kerja kelompok lebih baik.
Beberapa program langkah dalam meningkatkan kinerja sekolah untuk aspek kerja kelompok.
Ø Lakukan kegiatan social (social programs) untuk membuat keakraban seluruh pegawai, jika mungkin dengan keluarganya. Bentuknya seperti arisan, tamasya, dan kegiatan khusus seperti hari ulang tahun sekolah. Berikan acara door prize pada acara kumpul tersebut, sehingga dukungan kerja dari seluruh pegawai terhadap sokalah akan bertambah.
Ø Buatlah kelompok kajian seperti mutu, penulusuran siswa berbakat dan kegiatan lain yang melibatkan beberapa orang dan diluar pekerjaan rutin. Kegiatan ini akan melatih kebersamaan, melatih perbedaan persepsi dan memaksa orang dapat bekerja dengan siapapun, dampaknya akan semakin rendahnya tingkat konflik di sekolah.
Ø Buatlah acara khusus untuk penyambutan pegawai baru, sehingga pada acara tersebut mereka dapat memperkenalkan dirinya. Dengan demikian kedatangan karyawan baru akan secara cepat diketahui orang, sehingga sikap canggung bekerja akan dapat dihilangkan.
Ø Buatlah acara pelepasan bagi guru yang pindah, keluar atau pensiun. Dalam acara tersebut sampaikan jasa baik, prestasi dan hal-hal positif yang dimilikinya. Tradisi ini akan memperbaiki mental anggota tim lainnya untuk bersedia bekerja dalam kelompok. Bila mungkin ambilan wakil dari siswa untuk memberi komentar tentang guru yang akan oergi tersebut. Pujian, sanjungan dan pemberian rasa hormat dengan memberikan hak-hak mental positif kan mendorong seseorang untuk lebih mampu beraktualisasi diri. Dampaknya orang akan bekerja lebih berperestasi pada masa depannya. Dampak bagi karyawan yang tidak berpisahan akan berfikir jika berbuat cela, yaitu takut saat perpisahaannya nanti yang diumumkan berupa raport kepribadian buruk. Kegiatan ini sangat positif dan mendukung kinerja.
Ø Berikan pemilihan guru terbaik dan siswa terbaik. Berikan ucapan selamat dan kompensasi materi dan non materi secukupnya. Ini akan memacu kompetisi yang cukup.
Program program penguatan team harus konsisten, karena ikatan tim harus selalu dibangun. Perlu diingat, bahwa motivasi bukanah sesuatu yang abdai dan perlu tersu dibangun.
9. Pemberdayaan dan otonomi
Semua orang dalam organisasi harus diberdayakan, agar semua orang memiliki kontribusi amal dalam berorganisasi. Orang dewasa memiliki inisiatif. Walaupun anak kecil memiliki lemah tanggung jawab, namun dia tetap mempunyai inisiatif. Apalagi orangdewasa, mereka memiliki rasa aktualisasi diri dan inistiatif yang lebih besar. Salurkan sifat, bakat dan kreasi positif semua karyawan dan manfaatkan kelebihannya.
Orang yang memiliki inisiatif banyak akan cenderung suka bekerja bila diberikan otonomi. Namun kepada orang yang punya inisiatif tetapi lemah dalam tanggung jawab, harus didampingi dengan supervisi. Otoritas otonomi sangat mendorong pribadi kreatif untuk beraktualisasi diri. Namun, untuk mendapatkan kinerja yang tinggi, seorang pimpinan harus menempatkan otonomi dan tanggung jawab secara seimbang.
Cobalah anda memberikan tugas dengan otoritas penuh dan mengingatkan sedikit tanggung jawab, yaitu:
q Kepada seseorang guru yang tidak disiplin dalam mengatur jadwal tugas piket
q Kepada seorang murid untuk memilih bentuk ujian yang sesuai dengan kondisinya
q Kepada guru untuk mengelola liburan panjang akhir tahun untuk kegiatan ekstrakurikuler
q Kepada sekelompok murid yang dikenal bandel, yaitu mewakili sekolah dalam turnamen lomba seni
Hasilnya seringkali mencengangkan, anda tidak akan menduga ternyata semua orang dapat berkreasi denganbaik. Karakter selalu mendekte tidaklah selamanya baik, bahkanmembunuh kreatifitas dan kebebasan berfikir.
10. Kepemimpinan (leadership)
Kalau ada 10 orang mengangkut batu tanpa komando dan tanpa tujuan yang sama, tentu tak akan mendapatkan hasil. Pemimpin adalah dirijen dalam orkestra dan panglima dalam perang. Selain itu setiap pemimpin sebaiknya menjiwai sebagai guru atau gembala bagi bawahannya. Seorang pemimpin harus mampu mewariskan ide dan ilmunya serta menciptakan atmosfir positif. Dengan kemampuan pengelolaan orang, maka dia akan mampu menyatukan seluruh potensi orang yang ada.
Fungsi lain pemimpin adalah sebagai supervisor, yang mampu memberikan umpan balik dan penyelesaian masalah. Ketika terjadi ketidaksesuaian kerja dengan prosedur yang telah disepakati, maka pemimpin harus memberikan umpan balik dan tidak hanya menyalahkan. Karena orang akan lebih siap untuk dipersalahkan dalam bekerja, jika ada budaya dari atasan atau pemipin yaitu menunjukkan kesalahan dan pada saat yang sama sang pemimpin mau mengajari bagaimana perbaikannya.
Sepuluh komponen tersebut di atas sangat mambuntu kita dalam mencapai tujuan yang telah kita tetapkan, tanpa mengurangi rasa pasrah dan tawakal kita kepada Alah SWT dalam bekerja. Semoga sekolah anda lebih baik pada masa yang kaan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar