Cari Blog Ini

Jumat, 08 Juli 2011

SEKOLAH ALAM AMANI KARAWANG

Ketika Sekolah Tak Lagi Membosankan




 
                                                                                     Menuntut ilmu umumnya memang dilakukan di sekolah. Duduk di dalam kelas, menghadap papan tulis dan mendengarkan guru menjelaskan pelajaran. Namun pernahkah Anda pernah berpikir bahwa rutinitas seperti itu cukup membosankan bagi sebagian anak-anak. Tidak heran jika, setiap hari Senin tiba atau setelah lama berlibur, anak akan merasakan kemalasan luar biasa untuk kembali ke bangku sekolah. Bisa jadi karena mereka memang bosan dengan rutinitasnya di sekolah.

Jika sudah demikian, anak-anak menjadi tidak fokus untuk belajar, mereka akan lebih senang bermain dan tidak memerhatikan pelajaran. Akibatnya, prestasi pun jadi menurun. Untuk menyiasati hal tersebut, alternatif cara belajar lain pun mau tidak mau harus dipikirkan. Sebagai bahan pertimbangan, sekolah alam mungkin bisa Anda jadikan sebagai salah satu pilihan.



Metode dan sistem pembelajaran di Indonesia rasanya merupakan hal yang lambat berkembang. Metode yang diterapkan dan sistem yang dijalankan pun hampir selalu sama di setiap tahun ajarannya. Guru menerangkan, dan murid mendengarkan. Murid bertanya, kemudian guru menjelaskan. Ditambah dengan tumpukan tugas yang selalu jadi identitas sistem pembelajaran di Indonesia.

Tanpa memikirkan sisi kejiwaan murid, yang merasa bosan, terintimidasi karena tidak pernah bertanya dalam kelas, atau kesulitan dalam menjawab pertanyaan guru, metode dan sistem pembelajaran seperti itu dianggap berhasil. Padahal, dampak yang diterima tidak cukup baik. Murid menjadi tertekan dan semangat belajar menurun.
Keunggulan Sekolah Alam
Sekolah alam pun hadir untuk menjawab itu semua. Menjadi jalan keluar bagi kebosanan anak-anak dalam menuntut ilmu sekaligus mewujudkan impian bagi para orangtua atau siapapun yang peduli terhadap dunia pendidikan Indonesia yang menginginkan perubahan. Perubahan bukan hanya pada tempat atau lokasi belajar, tetapi juga perubahan cara pandang terhadap pendidikan yang menyeluruh dan mendasar.
Sekolah alam sudah banyak terdapat di Indonesia, Bandung, Bogor, dan beberapa kota besar lainnya. Namanya juga sudah sekolah alam, tempat belajarnya pun tentunya di alam bebas. Sekolah alam tidak menyediakan bangunan seperti sekolah-sekolah reguler. Murid-muridnya bisa belajar bebas di alam. Merasakan keindahan alam dan menghirup udara segara setiap harinya.

Di sekolah alam, murid-murid bebas untuk berekspresi, melakukan berbagai percobaan atau eksperimen, dan mengeksplorasi apapun yang ada di sekitar mereka tanpa dibatasi peraturan yang secara tidak langsung terkadang membatasi keingintahuan mereka.
Sekolah alam sangat menghargai dan percaya bahwa setiap anak diciptakan berbeda. Mereka tidak lantas memaksakan seorang murid untuk menguasai satu pelajaran tertentu. Sekolah alam benar-benar membebaskan anak-anak untuk mengembangkan bakat pribadi yang mereka punya. Sehingga sedari dini anak-anak sudah diajarkan untuk menghargai berbagai perbedaan. Mereka pun jadi pribadi yang berkarakter namun tetap memiliki wawasan ilmu yang luas.
Keunggulan lain dari sekolah alam adalah anak-anak menjadi lebih sadar terhadap lingkungan. Selain menghargai berbagai perbedaan yang ditimbulkan oleh karakter yang berbeda-beda, sekolah alam secara tidak langsung juga mengajarkan anak-anak untuk lebih menghargai alam.

Kurikulum Sekolah Alam

Kurikulum yang diajarkan di sekolah alam cenderung tidak terlalu berbeda dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah-sekolah regular. Standar sekolah alam juga sudah ditetapkan oleh Kemenetrian Pendidikan Indonesia. Intinya, kurikulum yang diterapkan di sekolah alam harus mengikutsertakan alam sebagai media belajar anak.

Sebagian besar, kurikulum pada sekolah alam berhubungan dengan tiga hal. Yaitu, akhlak atau kepribadian, sains atau ilmu alam, serta kepemimpinan atau leadership.
Pada kurikulum pembentuk akhlak atau kepribadian, para peserta didik diberi teladan untuk kemudian diterapkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Untuk kurikulum sains atau ilmu alam, para peserta didik diajarkan sekaligus dibiasakan untuk mengamati fenomena yang terjadi di alam, melakukan percobaan dan beberapa kegiatan penerapan ilmu lain.

Sedangkan untuk kurikulum yang membentuk jiwa kepemimpinan, sekolah alam akan menyediakan fasilitas outbond. Dengan begitu, berbagai nilai-nilai dalam kehidupan, seperti kerjasama, melindungi, musyawarah, memimpin, membela, dan berlaku adil bisa diterapkan dalam bentuk permainan yang menyenangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar